Rabu, 24 Oktober 2012

Jelang Idul Adha, Dispertan Sidak Hewan Kurban
Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian (Dispertan) Pemerintah Kota Surakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah penjual hewan kurban musiman. Petugas Dispertan memeriksa kesehatan dan kelayakan hewan kurban.
Tim Dispertan melakukan sidak di penjual kambing musiman di wilayah Brengosan Purwosari. Untuk hewan kurban sapi, dispertan melakukan sidak di Jegon Pajang Laweyan. Dalam sidak tersebut ditemukan dua hewan kurban kambing mengalami sakit kembung, empat kambing terserang flu mata (belek) dan tujuh kambing belum cukup umur (belum poel). Atas temuan tersebut, Dispertan memberikan peringatan kepada penjual hewan kurban agar tidak dijual kepada masyarakat.
Kepala Dispertan Kota Surakarta Weni Ekayanti mengatakan, sidak ini dilakukan berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya petugas memberikan surat hasil pemeriksaan (SHP) kepada penjual hewan kurban, kali ini petugas menyemprot hewan kurban dengan huruf L. Artinya, layak dan dinyatakan lulus di tubuh hewan kurban tersebut.
Dispertan sendiri berharap kepada masyarakat untuk selektif dalam memilih hewan kurban. Hewan kurban yang dijual di pasaran harus memenuhi kriteria cukup umur, sehat, dan tidak catat serta mengantongi surat kesehatan hewan (SKH) dari dinas terkait asal hewan kurban. Misalnya, untuk kambing usianya diatas 1 tahun sedang sapi 2 tahun.
Categories: 

Share/Save

Konten Terkait

Info Kota | Indeks Berita

 
 
 
 
Pendidikan Indonesia Dinilai Kehilangan Arah
Bangkapos.com - Sabtu, 5 Mei 2012 13:24 WIB
murid.jpg
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Suasana belajar-mengajar di Kelas 1 SDN Tambora 02 Petang, Jakarta Barat, Rabu (25/4).
BANGKAPOS.COM, YOGYAKARTA  — Dunia pendidikan Indonesia dinilai telah kehilangan arah. Saat ini pendidikan hanya dimaknai sebagai teknik manajerial persekolahan yang hanya menitikberatkan pada kemampuan kognitif dan meminggirkan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan semacam itu dinilai hanya akan menghasilkan manusia yang individual, serakah, dan tidak memiliki rasa percaya diri.

Karena itulah, sejumlah pakar menilai pendidikan Indonesia perlu dikembalikan pada filosofi pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang bersifat nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik. Berangkat dari kondisi tersebut, sedikitnya 26 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Yogyakarta akan menggelar Kongres Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan 2012.

Menurut ketua panitia kongres, Dr Kunjana Rahardi, melalui kongres ini diharapkan bisa dirumuskan kembali prinsip-prinsip pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan yang memadai bagi pengembangan peradaban Indonesia di tengah globalisasi.

"Pendidikan itu seharusnya memanusiakan manusia. Kalau sistem pendidikan kita bisa konsisten menerapkan pendidikan yang nasionalistik, naturalistik, dan spiritualistik, yang holistik dan tidak sepotong-sepotong pasti akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter," kata Kunjana, Jumat (4/5/2012) di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Di tempat yang sama, Prof Sutaryo selaku ketua panitia pengarah mengatakan bahwa kongres ini bermula dari keprihatinan para pendidik di Yogyakarta, yang melihat bahwa dunia pendidikan di Indonesia telah kehilangan arah.

"Konsep pendidikan yang digagas Ki Hadjar Dewantara saat ini telah mengalami kebekuan. Yang berkembang justru pendidikan dengan konsep dari Barat yang menjadikan manusia individualis dan serakah, yang tentunya tidak sesuai dengan bangasa kita," kata Prof Sutaryo.

Kongres itu sendiri akan dilaksanakan tanggal 7-8 Mei, bertempat di Balai Senat UGM. Dari kongres itu diharapkan akan muncul sebuah rekomendasi yang bersifat filosofis, ideologis, kebijakan, dan aplikasi pendidikan yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia dan Pancasila.

Selain menghadirkan Gubernur DIY Sultan HB X sebagai keynote speaker, kongres tersebut juga akan menghadirkan Prof Wiendu Nuryanti (Wamendikbud Bidang Kebudayaan), Prof Musliar Kasim (Wamendikbud Bidang Pendidikan), Prof Djoko Santoso (Dirjen Dikti), dan Dedy Gumilar (anggota Komisi X DPR), serta sejumlah tokoh lainnya.

Editor : suhendri
Sumber : Kompas.com

Senin, 22 Oktober 2012

kritnial.jpg
Selasa, 23/10/2012 00:05 WIB

TNI AL Tangkap Kapal Asing Berbendera Singapura di Banyuwangi

Sebuah kapal asing berbendera Singapura dikabarkan ditangkap Patroli Keamanan Laut (Patkamla) dari Markas Komando Pangkalan TNI AL Banyuwangi. Aparat juga menangkap nahkoda beserta 19 anak buah kapal (ABK).

akibat dari masyarakat itu sendiri

http://img.beritasatu.com/images/medium/03102012172703.jpg